Puji
dan syukur kami panjatkan ke ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Thermogravimetri Analizer (TGA) yang merupakan salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
Dalam Kesempatan ini penulis menghaturkan rasa
hormat dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan dan pembuatan makalah ini.
Kami sadar dalam penyusunan makalah
ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis dengan rendah hati
dan dengan terbuka menerima masukan, saran, dan usulan guna penyempurnaan
makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat
bagi seluruh pembaca.
Bogor,
23 November 2011
Penulis
DAFTAR
PUSTAKA
Boobit
JM. 2011. Discovery TGA. [terhubung
berkala] http://www.tainstruments. com/
main.aspx?id=299&n=1&siteid=11 (21 November 2011)
Mufthi
M. 2009. Metode analisis thermal. [terhubung berkala] http://banemo. wordpress.com/2009/12/27/metode-analisis-thermal/
(21 November 2011)
Singagerda
L. 2009. Tugas metode analisis fitokimia. [terhubung berkala] http://www.
slideshare.net/batinlinda/thermal-analysis-7924296# (21 November 2011)
A.
Analisa
Termal
Analisa termal dapat
didefinisikan sebagai pengukuran sifat-sifat fisik dan kimia material sebagai
fungsi dari suhu. Pada prakteknya, istilah analisa termal seringkali digunakan
untuk sifat-sifat spesifik tertentu. Misalnya entalpi, kapasitas panas, massa
dan koefisien ekspansi termal. Pengukuran koefisien ekspansi termal dari
batangan logam merupakan contoh sederhana dari analisa termal. Contoh lainnya
adalah pengukuran perubahan berat dari garam-garam oksi dan hidrat pada saat
mengalami dekomposisi akibat pemanasan. Dengan menggunakan peralatan modern,
sejumlah besar material dapat dipelajari dengan metode ini. Penggunaan analisa
termal pada ilmu mengenai zat padat telah demikian luas dan bervariasi,
mencakup studi reaksi keadaan padat, dekomposisi termal dan transisi fasa dan
penentuan diagram fasa. Kebanyakan padatan bersifat aktif secara termal dan
sifat ini menjadi dasar analisa zat padat menggunakan analisa termal (Boobit
2011).
A.1
Thermogravimetri
Analizer (TGA)
Dua
jenis teknik analisa termal yang utama adalah analisa thermogravimetri (TGA),
yang secara otomatis merekam perubahan berat sampel sebagai fungsi dari suhu
maupun waktu, dan analisa diferensial termal (DTA) yang mengukur perbedaan
suhu, rT,
antara sampel dengan material referen yang inert sebagai fungsi dari suhu. Thermogravimetri merupakan teknik
analisis untuk mengukur perubahan berat dari suatu senyawa sebagai fungsi dari
suhu ataupun waktu. Analisis tersebut bergantung pada tingkat presisi yang
tinggi dalam tiga pengukuran, yaitu berat, suhu, dan perubahan suhu. Hasilnya
biasanya berupa rekaman diagram yang kontinyu.
Analisis Termogravimetri (TGA) adalah salah satu teknik analisis termal yang
digunakan untuk menggambarkan berbagai bahan. TGA menyediakan informasi
karakterisasi bebas dan tambahan untuk teknik termal. TGA mengukur jumlah dan
laju (kecepatan) perubahan massa sebuah sampel sebagai fungsi temperatur atau
waktu dalam suasana yang dikendalikan. Pengukuran yang digunakan terutama
untuk menentukan panas dan/atau kestabilan bahan oksidatif serta sifat
komposisi mereka. Teknik ini dapat menganalisis bahan yang menunjukkan massa
baik kekurangan atau kelebihan karena dekomposisi, oksidasi atau hilangnya
bahan mudah menguap (seperti kelembaban). Hal
ini terutama berguna untuk mempelajari bahan polimer, termasuk termoplastik,
termoset, elastomer, komposit, film, serat, pelapis dan cat (Mufthi 2009) .
Prinsip penggunaan TGA ialah
mengukur kecepatan rata-rata perubahan massa suatu bahan/cuplikan sebagai
fungsi dari suhu atau waktu pada atmosfir yang terkontrol. Pengukuran digunakan
khususnya untuk menentukan komposisi dari suatu bahan atau cuplikan dan untuk
memperkirakan stabilitas termal pada suhu diatas 1000oC. Metode ini
dapat mengkarakterisasi suatu
bahan atau cuplikan
yang dilihat dari
kehilangan massa atau terjadinya dekomposisi, oksidasi atau dehidrasi. Mekanisme
perubahan massa pada TGA ialah bahan akan mengalami kehilangan maupun kanaikan
massa. Proses kehilangan massa terjadi karena adanya proses dekomposi yaitu
pemutusan ikatan kimia, evaporasi yaitu kehilangan atsiri pada peningkatan
suhu, reduksi yaitu interaksi bahan dengan pereduksi, dan desorpsi. Sedangkan
kenaikan massa disebabkan oleh proses oksidasi yaitu interaksi bahan dengan
suasana pengoksidasi, dan absorpsi.
Cara
menggunakan Thermogravimetri
analizer (TGA) bergantung
pada jenis dan merk alat. Alat dengan merk yang berbeda memiliki bagian yang
berbeda pula. Thermogravimetri
analizer (TGA) dilengkapi
dengan alat atau bagian yang berbeda-beda sehingga cara menggunakannya disesuaikan
dengan jenis alat. Cara pemakaian TGA dapat dilakukan dengan material yang
berupa serbuk dimasukkan ke dalam cawan kecil dari bahan platina, atau alumina
ataupun teflon. Pemilihan bahan dari cawan ini perlu disesuaikan dengan bahan
uji. Pastikan bahan uji tidak bereaksi dengan bahan cawan serta tidak lengket
ketika dipanaskan.
Analisa memerlukan juga bahan
standar sebagai referensi dan penyeimbang dari timbangan mikro. Biasanya
dipakai alumina sebagai standar yang juga perlu dimasukkan dalam cawan. Alumina
dan bahan uji kemudian dimasukkan ke dalam alat TGA. Dalam melakukan analisis dengan TGA yang perlu dilakukan dengan sangat
hati – hati adalah ketika meletakkan cawan – cawan diatas papan timbangan. Karena
lengan dari pan timbangan sangat mudah patah sehingga dalam menempatkan dan
mengambil kontainer perlu dilakukan dengan hati – hati.
Setelah sampel dimasukkan maka kita
bisa memprogram urutan pemanasannya. Pemanasan bisa diprogram sesuai dengan
kebutuhan misalkan kita bisa mengatur memanaskan sampel sampai 110 C dan
ditahan 10 menit kemudian pemanasan dengan cepat dilanjutkan sampai 900 C
kemudian suhu diturunkan menjadi 600 C ditahan selama 30 menit. Kita dapat memprogram
temperatur dan juga kecepatan pemanasan, alat ini bisa memanaskan sampai
sekitar 1000 C dengan kecepatan sampai 100 C/menit atau lebih tergantung tipe
alat (Mufthi 2009).
Setiap selesai menggunakan Thermogravimetri analizer (TGA), timbangan (balance) dibersihkan dan disimpan pada tempat yang aman. Timbangan
yang masih berisi pereaksi disimpan pada tempat yang jauh dari bahan lain yang
berbahaya. Sebaiknya disimpan pada tempat yang tidak terkena sinar matahari
secara langsung. Thermogravimetri
analizer (TGA)
sebelum digunakan harus diperiksa terlebih dahulu masih apakah berfungsi dengan
baik atau tidak. Purge gas system
pada TGA sebelum dan sesudah digunakan diperikasa apakah ada kebocoran gas atau
tidak didalamnya.
A.1.4. Bagian-bagian Thermogravimetri
analizer (TGA)
Thermogravimetri analizer (TGA) terdiri dari beberapa bagian, yaitu sensitive analytical balance, Furnace (tungku pembakar), Purge gas system, Microcomputer atau micro processor (Singagerda 2009).
A.1.4.1 Balance
Berbagai jenis desin thermobalance dapat dijumpai secara komersil, jenis-jenisnya
berdasarkan pada penyediaan informasi kuantitatif cuplikan dalam range massa,
antara 1 mg – 100 g. Jenis balance yang umum
digunakan adalah yang
memiliki range antara
5-20 mg. Prinsip
yang terjadi adalah
adanya perubahan massa cuplikan
menyebabkan defleksi pada
beam yang terpapar
sorotan cahaya antara lampu dan satu atau dua fotodioda.
Ketidaksetimbangan pada fotodioda diamplifikasi dan masuk pada bagian E,
dimana bagian ini
berada diantara kutub
dari magnet yang
permanent oleh F.
Adanya peningkatan medan magnet
menyebabkan beam kembali pada
kondisi awal. Peningkatan
fotodioda dimonitor dan ditransformasi menjadi
informasi dalam bentuk
massa atau kehilangan
massa oleh system akuisisi data.
A.1.4.2 Furnace
Range suhu
pada sebagian besar
furnace adalah sampai
1500oC. Umumnya kecepatan
rata-rata pemanasan atau pendinginan pada furnace dapat dipilih antara
lebih dari 0oC/menit sampai 200oC/menit. Insulasi dan
pendinginan pada bagian
luar furnace dibuat untuk
menghindari transfer panas
pada balance. Nitrogen
atau argon sering
digunakan untuk melindungi
furnace dan
menghindari oksidasi cuplikan.
A.1.5. Penanganan data
Thermogravimetri analizer (TGA)
Temperatur yang terekam pada thermogram
idealnya merupakan temperature nyata dari cuplikan. Pada prinsipnya, temperature
ini dapat dipengaruhi
oleh adanya thermocouple dari
cuplikan, yang disebabkan karena
dekomposisi katalitik dari cuplikan, kontaminasi cuplikan, kesalahan pada pengukuran massa.
Konsekuensinya adalah temperature
yang terekam umumnya
diukur dengan thermocouple kecil
yang berada pada tempat cuplikan.
Temperatur yang terekam akan menyimpang dari temperature cuplikan sebenarnya.
Thermobalance modern biasanya
menggunakan control temperature
terkomputerisasi yang secara otomatis mengkomparasi tegangan
keluaran dari thermocouple dengan table tegangan vs temperature yang tersimpan
dalam Read Only
Memory (ROM). Mikro
computer menggunakan perbedaan
antara temperature dari thermocouple dan temperature yang terspesifikasi
dalam ROM untuk menyesuaikan tegangan
dengan pemanas. Dengan
demikian memungkinkan adanya
kesesuaian antara program spesifikasi temperatur dan
temperature cuplikan.
A.1.6. Kalibrasi Thermogravimetri
analizer (TGA)
Kalibrasi merupakan hal yang penting
dalam analisis menggunkan alat instrumen dalam laboratorium. TGA yang merupakan
alat instrument dalam laboratorium juga
harus dikalibrasi untuk dapat menghasilkan hasil yang baik. Cara terbaik adalah
untuk memeriksa kalibrasi TGA secara berkala. Kalibrasi TGA dapat dilakukan
dengan memperhatikan sifat dari sampel yang diujikan. Jika menjalankan sampel
yang relatif bersih dan tidak melapisi tungku atau tungku tabung, maka
dianjurkan untuk memeriksa harian, mingguan, atau lainnya. Kalibrasi dapat
dilakukan jika TGA dirubah rentang suhunya, mengubah gas pembersihan, dan jika
alat akan dipindahkan atau direratakan. Kalibrasi TGA dapat dilakukan dengan
cara melakukan restore defaults pada alat. Kemudian papan
kesetimbangan dikosongkan, nol keseimbangan, dan tempat kalibrasi berat yang
disediakan instrument dalam papan sampel. Setelah papan kesetimbangan diatur
beratnya, kemudian dilakukan pengaturan pada tungku dan suhu.
A.1.7. Contoh
aplikasi dengan Thermogravimetri
analizer (TGA)
Thermogravimetri sangat
penting digunakan pada
kajian mengenai polimer.
Thermogram dapat memberikan informasi mengenai mekanisme dekomposisi
pada berbagai macam polimer. TGA dapat
digunakan untuk analisis
kinetik. Kecepatan rata-rata
pada proses kinetika
tidak hanya tergantung pada suhu spesimen, melainkan
juga tergantung pada waktu dimana
dia dapat bertahan pada
suhu tersebut. Secara tipikal, analisis kinetika
terdiri dari parameter-parameter seperti Energi aktivasi (Ea), orde
reaksi (k), dll. Energi aktivasi (Ea) dapat ditentukan pada jumlah energi
minimum yang diperlukan untuk menginisiasi proses kimia. Thermogravimetri juga dapat digunakan untuk analisis kuantitatif
untuk campuran calsium, stronsium dan ion barium. Ketiga-tiganya pada
presipitat awal berada dalam bentuk monohidrat oksalat.
Aplikasi TGA
dan Analisis termal
lain, seperti TMA
dapat digunakan pada
karakterisasi dan evaluasi bahan baku
pembuatan obat, misalnya
karakterisasi dan evaluasi
yang pada IPN hidrogel terhadap
pelepasan antibiotic. Dalam
penelitian ini, TGA
digunakan untuk mengetahui
proses degradasi yang terjadi, sementara TMA digunakan untuk
mengamati kekuatan penetrasi. Penggunaan TMA secara tunggal dapat digunakan
untuk menentukan viscositas obat amorf, misalnya indometacin. Pada penerapannya,
temperature yang dipilih adalah temperature yang dekat dan sesuai dengan
temperature transisi calorimetric glass.
Unknown | 10 Juni 2015 pukul 20.14
misal saya punya sampel awal 51 mg, dan data TG yang terekam dari menit2 awal itu -0.01 mg s.d 13.8 mg, apakah ini menunjukkan bahwa massa yang hilang haya 13.8 mg?sementara 37 mg berupa abu?TG/DTA (dari temperatur 90 s.d 950C, Heating rate 20 C/min)
Unknown | 12 Maret 2017 pukul 10.04
sip